KOMUNIKASI dipahami sebagai penyampain pesan
(ide/gagasan/pemikiran, informasi, ajakan) kepada orang lain secara lisan,
tulisan, langsung-tidak langsung, juga melalui media. Berikut ini Cara
Berkomunikasi yang Baik Menurut Al-Quran atau "Komunikasi Islam".
Etika, kaidah, atau prinsip komunikasi berikut ini
juga berlaku kapan dan di mana saja, disesuaikan dengan situasi dan kondisi.
Berlaku juga buat para da'i, penceramah, guru, dan... pokonya semua Muslim dan
Muslimah.
Istilah atau "konteks" komunikasi dalam
Al-Quran antara lain ditemukan dalam lafazh "Qaulan" (perkataan). Ada
6 istilah Qaulan yang menjadi panduan Islami dalam berkomunikasi:
- Qaulan Sadida (QS. An-Nisa:9)
- Qaulan Baligha ( QS. An-Nisa’: 63)
- Qaulan Ma’rufa ( QS. Al-Baqarah: 235; QS. An- Nisa’: 5& 8; QS. Al-Ahzab: 32)
- Qaulan Karima ( QS. Al-Isra’: 23)
- Qaulan Layina ( QS. Thaha: 44)
- Qaulan Maisura ( QS. Al-Isra’: 28).
Keenamnya mendukung ayat yang menjadi prinsip dasar
komunikasi dalam Islam: “Dan berkatalah kamu kepada semua manusia dengan cara
yang baik (husna)” (QS. Al-Baqarah:83)
1.
Qaulan Sadida:
Perkataan yang Benar
“Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang
seandainya meninggalkan dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka
khawatir terhadap (kesejahteraan) mereka. Oleh sebab itu hendaklah mereka
bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka mengucapkan Qaulan Sadida –perkataan
yang benar” (QS. An-Nisa:9). Dalam Tafsir Al-Qurtubi dijelaskan, as-sadid yaitu
perkataan yang bijaksana dan perkataan yang benar. Dalam beromunikasi
(berbicara) harus menginformasikan atau menyampaikan kebenaran, faktual, hal
yang benar saja, jujur, tidak berbohong, juga tidak merekayasa atau
memanipulasi fakta. “Dan jauhilah perkataan-perkataan dusta” (QS. Al-Hajj:30).
“Katakanlah kebenaran walaupun pahit rasanya” (HR Ibnu Hibban).
2.
Qaulan Baligha –
Berdampak, Efektif
“Mereka itu adalah orang-orang yang Allah mengetahui
apa yang di dalam hati mereka. karena itu berpalinglah kamu dari mereka, dan
berilah mereka pelajaran, dan katakanlah kepada mereka Qaulan Baligha
–perkataan yang berbekas pada jiwa mereka.“ (QS An-Nissa :63).
Dalam Tafsir al-Maraghi diterangkan, Qoulan
Balighan yaitu “perkataan yang bekasnya hendak kamu tanamkan di dalam jiwa
mereka”. Kata baligh berarti tepat, lugas, fasih, dan jelas maknanya.
Qaulan Baligha artinya menggunakan kata-kata yang efektif, tepat sasaran,
komunikatif, mudah dimengerti, langsung ke pokok masalah (straight to the point),
dan tidak berbelit-belit atau bertele-tele.Agar komunikasi tepat sasaran, gaya
bicara dan pesan yang disampaikan hendaklah disesuaikan dengan kadar
intelektualitas komunikan dan menggunakan bahasa yang dimengerti oleh mereka. “Berbicaralah
kepada manusia sesuai dengan kadar akal (intelektualitas) mereka” (H.R.
Muslim). ”Tidak kami utus seorang rasul kecuali ia harus menjelaskan dengann
bahasa kaumnya” (QS.Ibrahim:4)
3.
Qaulan Ma’rufa:
Kata-Kata yang Baik
“Dan janganlah kamu serahkan kepada orang-orang yang
belum sempurna akalnya, harta (mereka yang ada dalam kekuasaanmu) yang
dijadikan Allah sebagai pokok kehidupan. berilah mereka belanja dan pakaian
(dari hasil harta itu) dan ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa –kata-kata
yang baik.” (QS An-Nissa :5)
“Dan apabila sewaktu pembagian itu hadir kerabat, anak
yatim dan orang miskin, Maka berilah mereka dari harta itu (sekadarnya) dan
ucapkanlah kepada mereka Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik” (QS An-Nissa :8).
“Dan tidak ada dosa bagi kamu meminang wanita-wanita
itu dengan sindiran atau kamu Menyembunyikan (keinginan mengawini mereka) dalam
hatimu. Allah mengetahui bahwa kamu akan menyebut-nyebut mereka, dalam pada itu
janganlah kamu Mengadakan janji kawin dengan mereka secara rahasia, kecuali
sekadar mengucapkan (kepada mereka) Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik…” (QS.
Al-Baqarah:235).
“Qulan Ma’rufa –perkataan yang baik– dan pemberian
maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan
(perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.” (QS. Al-Baqarah:
263).
“Hai isteri-isteri Nabi, kamu sekalian tidaklah
seperti wanita yang lain, jika kamu bertakwa. Maka janganlah kamu tunduk dalam
berbicara sehingga berkeinginanlah orang yang ada penyakit dalam hatinya] dan
ucapkanlah Qaulan Ma’rufa –perkataan yang baik.” (QS. Al-Ahzab: 32).
Qaulan Ma’rufa artinya perkataan yang baik, ungkapan
yang pantas, santun, menggunakan sindiran (tidak kasar), dan tidak menyakitkan
atau menyinggung perasaan. Qaulan Ma’rufa juga bermakna pembicaraan yang
bermanfaat dan menimbulkan kebaikan (maslahat). Dalam Tafsir Al-Qurtubi dijelaskan,
Qaulan Ma’rufa yaitu melembutkan kata-kata dan menepati janji.
4.
Qaulan Karima – Ucapan
yang Mulia
“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan
menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada kedua orangtuamu
dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang di antara keduanya atau kedua duanya
sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, seklai kali janganlah kamu
mengatakan kepada kedanya perkatan ‘ah’ dan kamu janganlah membentak mereka dan
ucapkanlah kepada mereka Qaulan Karima –ucapan yang mulia” (QS. Al-Isra: 23). Qaulan
Karima adalah perkataan yang mulia, dibarengi dengan rasa hormat dan
mengagungkan, enak didengar, lemah-lembut, dan bertatakrama. Dalam ayat
tersebut perkataan yang mulia wajib dilakukan saat berbicara dengan kedua
orangtua. Kita dilarang membentak mereka atau mengucapkan kata-kata yang sekiranya
menyakiti hati mereka. Qaulan Karima harus digunakan khususnya saat
berkomunikasi dengan kedua orangtua atau orang yang harus kita
hormati. Qaulan Karima adalah "kata-kata yang hormat, sopan, lemah
lembut di hadapan mereka" (Ibnu Katsir).
5.
Qulan Layina -
Lemah-Lembut
“Maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan Qulan
Layina –kata-kata yang lemah-lembut…” (QS. Thaha: 44). Qaulan Layina
berarti pembicaraan yang lemah-lembut, dengan suara yang enak didengar, dan
penuh keramahan, sehingga dapat menyentuh hati.Dalam Tafsir Ibnu Katsir disebutkan,
yang dimaksud layina ialah kata kata sindiran, bukan dengan kata kata terus terang
atau lugas, apalagi kasar. Ayat di atas adalah perintah Allah SWT kepada Nabi
Musa dan Harun agar berbicara lemah-lembut, tidak kasar, kepada Fir’aun. Dengan
Qaulan Layina, hati komunikan (orang yang diajak berkomunikasi) akan merasa
tersentuh dan jiwanya tergerak untuk menerima pesan komunikasi kita. Menurut Tafsir
Al-Qurtubi, ayat ini merekomendasikan untuk memberi peringatan dan melarang
sesuatu yang munkar dengan cara yang simpatik melalui ungkapan atau kata-kata
yang baik dan hendaknya hal itu dilakukan dengan menggunakan perkataan yang
lemah lembut, lebih-lebih jika hal itu dilakukan terhadap penguasa atau
orang-orang yang berpangkat.
6.
Qaulan Maysura – Mudah
Dipahami
”Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh
rahmat dari Tuhannya yang kamu harapkan, maka katakanlah kepada mereka Qaulan
Maysura –ucapan yang mudah” (QS. Al-Isra: 28).Menurut Tafsir Ibnu Katsir, Qaulan
Maysura adalah ucapan-ucapan yang pantas, halus, dan lembut. Menurut Tafsir Al-Azhar,
ia adalah kata-kata yang menyenangkan. Karena kadang-kadang kata-kata yang
halus dan berbudi lagi membuat orang senang dan lega, lebih berharga daripada
uang berbilang.
Disusun dari berbagai sumber (www.risalahislam.com).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar